Cerita Rakyat Medan, Mengenal Sejarah Dari Sebuah Cerita

Berbicara mengenai folklore atau yang biasa disebut dengan cerita rakyat, di setiap daerah pasti memilikinya. Entah cerita itu benar-benar terjadi atau hanya sebagai dongeng orang tua kepadanya anaknya, cerita rakyat selalu terjaga hingga saat ini. Medan-pun sebagai sebuah kota besar dan penuh sejarah, memiliki cerita rakyat Medan yang banyak orang sudah mendengar cerita rakyat ini.

Ada begitu banyak cerita rakyat Medan yang berkembang di masyarakat. Berbagai tempat di Medan seakan punya cerita rakyat sendiri-sendiri. Cerita rakyat Medan khususnya dan cerita rakyat umumnya memang menjadi sebuah misteri tersendiri, apakah cerita ini benar adanya atau hanya sebagai cerita dongeng belaka.

Namun di balik cerita rakyat Medan yang membuat kita penasaran, ada sebuah pelajaran yang dapat kita ambil dari sebuah cerita rakyat yang beredar. Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba menceritakan sebuah cerita rakyat Medan. Semoga dengan cerita ini kita dapat mengenal sejarah dari sebuah tempat.

Cerita Rakyat Asal Mula Danau Toba Medan

Dikisahkan pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pemuda ini tinggal di bagian utara pulau Sumatera. Pemuda ini setiap hari bekerja sebagai petani dan juga mencari ikan dengan cara memancing.

Pada suatu hari, pemuda ini memancing di sebuah sungai. Sudah amat lama dia menunggu namun tak ada ikan yang memakan umpannya. Ketika dia ingin beranjak pergi, kailnya rupanya telah disambar oleh seekor ikan. Dengan girangnya, dia menarik pancing ini dan dia mendapatkan seekor ikan berwarna kuning keemasan.

Pemuda ini sangatlah takjub dengan keindahan ikan ini. Ketika pemuda ini menyentuhnya, tiba-tiba sang ikan berubah menjadi seorang putri yang cantik jelita. Rupanya ikan ini adalah seorang putri yang dikutuk menjadi seekor ikan, dan dia akan berubah jika ada orang yang menyentuhnya.

Kecantikan dari putri ini membuat pemuda tadi terpesona, maka diajaklah sang putri untuk pulang ke rumahnya. hari berganti minggu, minggu berganti bulan sang putri hidup berdua dengan pemuda itu. Pemuda ini akhirnya jatuh cinta kepada sang putri dan bermaksud ingin menjadikannya sebagai istri.

Gayungpun bersambut, niatan pemuda itu diterima dengan suka cita oleh sang putri namun dengan satu syarat yaitu dia tidak akan pernah menceritakan asal usul dari sang putri yaitu dari seekor ikan. Akhirnya pasangan inipun menikah.

Hidup mereka sangatlah bahagia, kasih sayang antara keduanya membuat iri orang yang melihatnya. Satu tahun setelah pernikahan ini, sang putri melahirkan seorang bayi laki-laki yang sangat tampan. Bayi laki-laki ini diberi nama Samosir. Samosir tumbuh menjadi seorang anak yang tampan dan sehat. Namun karena dimanja ibunya, anak ini mempunyai tabiat yang kurang baik. Bandel dan suka makan adalah tabiat buruk dari Samosir.

Pada suatu hari, Samosir disuruh ibunya untuk mengirim nasi untuk ayahnya di ladang. Di tengah perjalanan, Samosir merasa lapar dan akhirnya memakan nasi yang seharusnya diberikan untuk ayahnya dan menyisakan sedikit nasi. Ketika tiba di sawah, sang ayah sudah menunggu kiriman nasi ini karena sudah merasa sangat lapar.

Melihat nasi yang dibawa ternyata hanya tersisa sedikit, marahlah sang ayang. "Anak yang tidak bisa diajar. Tidak tahu diuntung, Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan”. Mendengar ini Samosir menangis dan pulang menemui ibunya.

Sang ibu sangat kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Samosir ketika sampai di rumah.Sang suami telah melanggar janjinya. Samosir diperintahkan oleh ibunya untuk berlari menuju bukit tertinggi di desanya. Berlarilah Samosir ke sana tanpa bertanya ada apa gerangan. Setelah itu, terjadilah hujan yang sangat deras disertai dengan petir yang menyambar. Hingga akhirnya banjir besar melanda desa ini hingga beberapa hari lamanya.

Setelah beberapa hari, hujanpun reda dan desa ini menjadi sebuah danau yang di tengah-tengahnya terdapat pulau. Pulau inilah yang menjadi tempat berlindung Samosir. Maka danau itu disebut dengan danau Toba karena sang ayah bernama Toba dan pulau itu dinamakan Samosir.

itulah tadi cerita rakyat Medan tentang sejarah terbentuknya danau Toba. Entah ini benar atau tidak, namun kita dapat mengambil pelajaran dari cerita rakyat ini adalah kita harus bisa menjaga emosi, jangan mudah marah dan harus menepati janji yang sudah diucapkan.


Sumber : Cerita Medan
Back to top